Langsung ke konten utama

Postingan

Senjaku

Postingan terbaru

Kamu

Teringat waktu itu, tahun 2011, takdir membawa ku bertemu padamu, sosok yang memiliki kemampuan khusus, menaklukkan hati pria yang lemah, aku.  Perhatianmu, tatapan, senyum mu kala itu, tak pernah ku lupa, manis.  Pra wisuda waktu itu, iya, aku siap beranjak menuju jenjang sma, "anterin aku keliling sekolah yuk," tanyaku iseng waktu itu. Kutemui kamu dalam kelas, aku ingat sekali, lantai atas, 1b, ragu merasuk, deg deg an menghantui, serius, aku berdebar ragu dan tak sabar. Ramai teman- teman mu semakin membuat ku ragu, malu, bingung. Seketika teman-teman mu sadar, dan seketika itu juga kelas dikosongkan, hanya ada aku dan kamu, dan disitu, aku mengabdikan seluruh hatiku, pria lemah ini, padamu, kamu. Tersenyum dirimu melihat tingkah ku yang kebingungan, matamu yang bercahaya, menyenangkan sekali.  Hari itu awal dari cerita 7 tahun hingga sekarang, dirimu sendiri tak pernah menyangka kita bisa bertahan hingga 7 tahun, aku bangga. Tinggal bagaimana caraku memaafka

Lembaran Kenangan Terakhir

Malam ini, 17 september 2018, tak terasa hawa dingin merasuk, pintu depan terbuka lebar, sengaja, agar angin masuk mengusir sepi. Tak  lama, beberapa menit yang lalu, dirimu dengan tegas meminta untuk di akhiri, mengakhiri semua mimpi, menyudahi segala angan yang dengan bangga kita bentuk untuk masa depan kita, menurutmu sudah cukup.  7 tahun kita bersama, banyak yang ku ingat, tawamu, tangismu, senyummu, harus menghadapi kenyataan dirimu bukan lagi milikku. 7 tahun waktu tak terasa mendewasakan masing-masing dari kita, butuh 7 tahun untukmu mengerti, aku bukan orang yang tepat untuk mendampingimu, tak apa aku mengerti. 7 tahun berlalu, teringat kamu berjanji menua besama, bertahan, suka duka, setia mendampingi ku. Kini kamu sudah mendapat apa yang kamu mau, kuharap tak ada penyesalan. Tawa, senyum, tangismu, cukup bagiku mendewasakan dirimu, menjadi pendamping yang lebih baik untuk pria lain mu besok.  "Aku takut kamu menikah dengan pria lain," ucapku waktu it

Kenangan

Hujan deras dibalik tembok kokoh kampus, sore hari, bulan januari, 31.

Teruntuk anak yang sangat istimewa

https://www.lomography.com/photos/22672117?order=trending         Waktu itu, kumandang adzan maghrib, hujan, berita duka menghentak kami, kulihat anak anak istimewa itu, sembab mata mereka seketika, kulihat anak itu, sesenggukan sembari sibuk mencari cara membaca al fatihah untukmu, iya untuk mu pak tua, tersenyum kah engkau disana melihat keistimewaan anakmu ini?

Pak tua bergitar dengan senyum gigi palsu, aku rindu.

      Tak terasa, tuhan merenggut mu dengan cepat pak tua, teringat waktu itu belum lama, engkau menangisi kedatanganku yang tergopoh gopoh, bukan, bukan karena apa apa, terharunya dirimu ku jenguk di bangsal waktu itu, senyum mu, nasihat mu yang tak putus, dan kini engkau terbaring, "kasian umi mu itu, belajar yang rajin ya nak ", pesannya sambil menatap serius, "jangan nakal nak", nasihatnya sambil sedikit tergelak, khas sekali, beban berat dan engkau masih berani menasihatiku, engkau sudah bekerja keras pak tua, terima kasih pak tua bergitar, nasihat nasihat itu, akan melekat sembari mata sembab merindukan lagu tua itu.

Keheningan sejenak

"Kehilangan itu awal dari sebuah kisah pahit yang menjemukan"